Dankobangdikal : Jadikan Peristiwa Sejarah Kelam Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia

KOBANGDIKAL (18/9),- Pada bulan September ini bangsa Indonesia mengenang kembali peristiwa sejarah kelam yang terjadi 48 tahun lalu yakni Gerakan 30 September tahun 1965 dengan gugurnya 6 (enam) Perwira tinggi TNI AD dalam usaha percobaan kudeta oleh Partai Komunikasi Indonesia (PKI). "Dari peristiwa sejarah tersebut  sebagai generasi muda kita harus bisa melihat fakta sejarah yang perlu kita nalar bersama dan mengambil hikmah sebagai pembelajaran dan meletakkan fakta sejarah pada posisinya, terutama untuk menghapus dendam agar tidak meracuni generasi muda Indonesia dalam menjaga persatuan dan Kesatuan bangsa," terang Komandan Kobangdikal Laksda TNI Widodo, S.E, dalam amanat apel Tujuhbelasan, Selasa (17/9). Dalam amanatnya yang dibacakan Direktur Pendidikan (Dirdik) Kobangdikal Kolonel Laut (P) Hadi Susilo, Dankobangdikal juga menekankan para prajurit, Pegawai Negeri Sipil dan prajurit siswa Kobangdikal  untuk memahami secara benar fakta sejarah dan jangan terpengaruh pada pihak-pihak lain yang sengaja ingin merusak keharmonisan tatanan yang selama ini sudah terbangun dengan baik. Menurutnya,  sejarah itu telah merangkum dengan baik catatan hitam putihnya perjalanan suatu bangsa yang layak untuk dijadikan pembelajaran bagi pemimpin sekarang maupun pemimpin masa depan sebagai bahan evaluasi guna menciptakan kondisi yang aman, nyaman, tertib dan terjaminya kesejahteraan rakyat. "Peristiwa gerakan 30 September  yang diikuti Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober mendatang itu, hendaklah jangan hanya dijadikan ritual seremonial belaka. Sudah sepatutnya kita berkaca, bercermin diri menyongsong masa depan dengan persatuan dan kesatuan dengan harapan kejadian peristiwa kelam tersebut  tidak terulang kembali," terangnya.  Dalam menghadapi tantangan global dengan segala issu lanjutnya, segenap elemen bangsa ini hendaklah mengisi dengan hal-hal positif yang berhubungan dengan ketahanan Nasional.